Profil Desa Karangtawang
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangtawang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Karangtawang, Nusawungu, Cilacap. Menjelajahi dinamika desa pesisir yang menyeimbangkan potensi perikanan, wisata pantai, kekuatan lumbung pangan agraris, dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan bencana alam.
-
Ekonomi Ganda yang Tangguh
Kehidupan ekonomi desa ditopang oleh dua pilar utama yang saling melengkapi: sektor kelautan (perikanan dan wisata pantai) dan sektor agraris (pertanian padi dan palawija).
-
Benteng Kesiapsiagaan Bencana
Sebagai desa yang berhadapan langsung dengan samudra, Karangtawang secara aktif membangun kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakatnya dalam menghadapi potensi bencana pesisir.
-
Potensi yang Terus Berkembang
Desa ini memiliki potensi yang beragam, mulai dari pengembangan wisata pantai yang lebih terstruktur, optimalisasi budidaya tambak udang, hingga peningkatan produktivitas pertanian.

Terletak di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Desa Karangtawang di Kecamatan Nusawungu merupakan sebuah etalase kehidupan yang dinamis, di mana kekuatan daratan dan kemurahan lautan bertemu. Desa ini bukan sekadar pemukiman di tepi Samudra Hindia, melainkan sebuah ekosistem sosial-ekonomi yang kompleks, yang ditopang oleh setidaknya dua pilar kokoh: pertanian yang subur dan perikanan yang menjadi tradisi. Di tengah potensi tersebut, Karangtawang juga terus menempa diri menjadi komunitas yang tangguh, sadar dan siap menghadapi tantangan alam yang menyertainya.
Profil Geografis: Perpaduan Harmonis Pesisir dan Agraris
Secara geografis, Desa Karangtawang dikaruniai lanskap yang beragam. Situs resmi desa mencatat luas wilayahnya mencapai 404,128 Hektar. Di sisi selatan, desa ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, memberikannya garis pantai yang indah dengan potensi wisata dan perikanan yang kaya. Namun bergerak lebih ke utara, lanskap berubah menjadi hamparan lahan pertanian yang subur, berbatasan dengan Desa Pasuruhan (Kecamatan Binangun). Posisi ini menciptakan sebuah simbiosis yang unik. Lautan memberikan sumber protein dan mata pencaharian bagi nelayan, sementara daratan menyediakan lumbung pangan bagi para petani.
Menurut data kependudukan per tahun 2024, Desa Karangtawang dihuni oleh ribuan jiwa yang tersebar di beberapa dusun. Kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh dua musim utama yang berdampak langsung pada aktivitas melaut dan bercocok tanam.
Dua Pilar Ekonomi: Kekuatan dari Laut dan Darat
Perekonomian Desa Karangtawang tidak bertumpu pada satu sektor tunggal, yang menjadikannya relatif tangguh terhadap guncangan.
1. Sektor Kelautan dan Perikanan Sebagai desa pesisir, laut adalah halaman depan bagi warga Karangtawang.
- Perikanan TangkapSebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, melanjutkan tradisi leluhur dalam mencari ikan di samudra. Aktivitas para nelayan dengan perahu-perahu tradisionalnya menjadi pemandangan sehari-hari yang memperkaya kehidupan desa.
- Potensi Tambak UdangSebuah studi akademis dari UIN Saizu Purwokerto menyoroti potensi besar dari usaha tambak udang di Karangtawang. Jika dikelola dengan baik melalui pemberdayaan masyarakat dan modal yang cukup, sektor ini dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru yang signifikan.
- Wisata PantaiPantai Karangtawang, dengan pasirnya yang landai dan pemandangan laut lepas, merupakan aset pariwisata yang potensial. Meskipun belum dikelola secara masif, pantai ini menjadi tujuan rekreasi bagi masyarakat lokal dan sekitarnya untuk menikmati suasana laut yang tenang.
2. Sektor Pertanian Di sisi darat, pertanian menjadi pilar yang tidak kalah penting.
- Lumbung PanganLahan sawah yang luas menjadi andalan untuk produksi padi, menopang ketahanan pangan desa.
- Program Pertanian AktifPemerintah desa menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor ini, salah satunya melalui program "Gema Tandan" (Gerakkan Menanam Tanaman Pangan di Desa), sebuah inisiatif untuk mendorong produktivitas dan diversifikasi tanaman pangan.
Kesiapsiagaan Bencana: Hidup Harmonis dengan Tantangan Alam
Hidup di tepi samudra berarti hidup dengan kesadaran penuh akan potensi risikonya. Kabupaten Cilacap, termasuk wilayah Nusawungu, dikenal sebagai salah satu daerah rawan gempa bumi dan tsunami. Menyadari hal ini, Desa Karangtawang menjadi salah satu fokus utama dalam program peningkatan kapasitas masyarakat.
Pada November 2023, BASARNAS (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) memilih Desa Karangtawang sebagai lokasi kegiatan "Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pencarian dan Pertolongan". Kegiatan yang diikuti oleh 100 peserta dari seluruh desa di Kecamatan Nusawungu ini meliputi workshop teknik evakuasi, penyuluhan kerentanan bencana, dan simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa Karangtawang tidak hanya dipandang sebagai desa dengan potensi ekonomi, tetapi juga sebagai benteng pertahanan komunitas dalam menghadapi ancaman bencana.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sutarno, Pemerintah Desa Karangtawang menunjukkan tata kelola yang transparan dan progresif. Melalui situs resmi desa, masyarakat dapat mengakses informasi mengenai sejarah desa, data kependudukan, hingga laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Berdasarkan data yang tersedia, pada tahun 2024, desa ini mengelola Dana Desa sebesar Rp1.486.358.000. Anggaran tersebut direalisasikan untuk berbagai bidang, mulai dari penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, hingga penanggulangan bencana. Ini menunjukkan adanya alokasi yang seimbang untuk memenuhi berbagai kebutuhan warganya.
Sejarah dan Dinamika Sosial
Sejarah Desa Karangtawang telah tercatat sejak lama, dengan daftar kepemimpinan kepala desa yang dapat ditelusuri kembali hingga tahun 1800-an. Ini menunjukkan bahwa desa ini memiliki akar sejarah dan tatanan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Kehidupan sosial masyarakatnya diwarnai oleh semangat gotong royong, yang tercermin dalam data realisasi anggaran untuk swadaya, partisipasi, dan gotong royong yang mencapai lebih dari Rp150 juta pada tahun 2024.
Selain itu, keberadaan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti PKK, LPMD, Karang Taruna, dan Posyandu menunjukkan adanya partisipasi aktif warga dalam berbagai aspek kehidupan desa, mulai dari kesehatan ibu dan anak hingga kegiatan kepemudaan.
Masa Depan dan Potensi yang Belum Tergali Sempurna
Desa Karangtawang berdiri di persimpangan jalan antara tradisi dan peluang masa depan. Tantangan utama yang dihadapi antara lain:
- Pengelolaan LingkunganAbrasi pantai dan pengelolaan sampah wisata menjadi isu krusial yang perlu ditangani secara serius untuk keberlanjutan jangka panjang.
- Pengembangan PariwisataPerlu adanya perencanaan yang matang untuk mengembangkan potensi wisata pantai agar dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih besar tanpa merusak keaslian dan kelestarian lingkungan.
- Optimalisasi Potensi Perikanan BudidayaPotensi tambak udang perlu mendapatkan dukungan lebih lanjut, baik dari segi teknis, permodalan, maupun pemasaran, agar bisa menjadi sektor unggulan.
Visi ke depan Desa Karangtawang adalah menjadi desa pesisir yang mandiri, sejahtera, dan tangguh. Sebuah desa di mana deru ombak dan hijaunya sawah tidak hanya menjadi pemandangan, tetapi juga sumber inspirasi untuk terus maju dan berinovasi.
Potret Ketangguhan Desa di Pesisir Selatan
Desa Karangtawang lebih dari sekadar titik di peta pesisir Cilacap. Ia adalah sebuah organisme hidup yang menunjukkan bagaimana sebuah komunitas dapat secara cerdas memanfaatkan potensi ganda dari darat dan laut. Dengan semangat gotong royong, kepemimpinan yang transparan, dan kesadaran tinggi akan tantangan alam, Karangtawang terus bergerak maju. Desa ini adalah bukti bahwa di tengah debur ombak yang keras, terdapat ketenangan dari lumbung padi yang subur, dan di antara keduanya, bersemayam semangat komunitas yang tak mudah goyah.